Pengalaman Pertama Kali Ke Luar Negeri (Malaysia) Part 1

Bang Ridlo
Latest posts by Bang Ridlo (see all)

Pengalaman pertama kali  bepergian ke luar negeri baru saja saya alami, eh, sedang saya alami ding (saat artikel ini ditulis). Tepatnya berangkat pada hari Rabu, tanggal 20 Februari 2019. Setelah mengulas tentang pengalaman tentang pembuatan paspor, kali ini saya ingin membagikan cerita sekaligus reminder untuk teman-teman yang hendak bepergian keluar negeri khususnya Malaysia.

Artikel ini bertujuan untuk mengingatkan saya sendiri dan tentunya teman-teman tentang apa-apa yang perlu dipersiapkan (terutama) barang-barang, agar sesampainya di negara orang (Malaysia) tidak stres dan kaget karena kurang persiapan.

Oke, langsung saja dimulai dari sesampainya di bandara Kuala Lumpur. Saya dan tim langsung menuju konter penjualan simcard untuk membeli simcard baru. Sebab, jika dihitung-hitung jika menggunakan paket roaming provider dari Indonesia, biayanya cukup lumayan. Bayangkan sekelas IM3 perhari iklannya 50ribu, tetapi nyatanya 149 ribu untuk paket internet roaming. Apalagi si merah yang terkenal jargon sinyal kuat dimana-mana.

Di konter ini, ada 4 jenis konter yang menjual jenis/merek simcard yang berbeda. Saya menjatuhkan pilihan pada Sigi, dengan tawaran 35Gb untuk 1 bulan pemakaian. Aslinya 5 Gb, namun mendapatkan bonus 30 Gb di awal pemakaian dengan harga 60 RM. Jika dirupiahkan dengan kurs saat artikel ini ditulis 60 x Rp. 3500 = Rp. 210.000. Harga yang cukup murah kan, jika dibandingkan dengan paket data roaming yang ditawarkan provider lokal kita?

Setelah itu kita menuju ke pusat transporatasi yang terintegrasi. Ada bis, kereta cepat, kereta reguler, taksi yang bisa kita manfaatkan. Saya memilih menggunakan bis dengan tarif 12 RM per orang dengan tujuan KLCC (Twin Tower Petronas). Lama perjalanan kurang lebih 1 jam lebih sedikit. Bisa yang cukup besar dan nyaman selama perjalanan, cukup membuat rasa kantuk saya berkurang. Apalagi sambil melihat suasana yang isinya masih jalan raya dan gedung-gedung. Karena lewat TOL, jadi belum banyak yang bisa dilihat. Namun, setelah keluar dari jalan tol dan menuju pusat kota (KLCC), baru mata jarang berkedip sekedar melihat gedung pencakar langit dan tata kota serta infrastruktur yang kece abis menurut saya yang baru pertama kali ke kota sebesar Kuala Lumpur.

Sesampainya di KLCC saya diajak oleh teman yang sudah pernah berkunjung di Malaysia ke spot foto terbaik, yaitu foto dengan background Twin Tower. Katanya belum afdhol jika ke Malaysia tidak mampir berfoto ria di Twin Tower. Disini akan anda temukan banyak sales yang menawari anda lensa untuk handphone, agar foto anda terlihat lebih kece dan keren. Jika tanpa lensa, foto kita akan tampak terpotong dan Twin Tower-nya tampak juga ikut terpotong.

Harga yang ditawarkan bervariasi, mulai dari 30 RM (Rp.105.000) sampai ada yang 60 RM (Rp.210.000). Namun, kemampuan menawar anda perlu diasah jika memang tertarik dengan lensa ini. Atau, setelah tahu artikel ini anda sudah menyiapkannya di Indonesia.

Setelah puas berfoto ria ditambah dengan perut kosong serta tas dipunggung yang terasa semakin berat. Saya mencari tempat makan yang murah meriah dan mengenyangkan. Menurut info dari si penjual lensa, jika ingin mendapatkan makanan yang murah dan mengeyangkan, jangan di dalam KLCC, tetapi di gedung sebelah timurnya KLCC, saya tidak tahu namanya, namun gedungnya jika dilihat dari spot foto, berwarna putih dan banyak sekali penjual makanan kaki lima, kita menyebutnya pujasera.

Harga yang ditawarkanpun beraneka ragam, sesuai dengan lauk dan sayur yang anda ambil, karena modelnya prasmanan. Pay as you eat. Untuk 2 orang, total kami menghabiskan 22 RM dengan lauk saya daging krengsengan dan teman saya telur dan perkedel kentang serta tumis.

To be continued..

1

Share on:

Leave a Comment